- Rabu, 26 November 2014
Terbatasnya lahan urban farming tidak menyurutkan niat warga Surabaya untuk menanam tanaman bermanfaat. Dengan teknik yang tepat, urban farming di kota padat pun bisa terwujud. Setidaknya kondisi itu tampak di Kebun Sayur Surabaya di kawasan Ketintang Selatan.
Dengan memanfaatkan sistem hidroponik, kebun tersebut mampu memanen hasil yang tidak sedikit. ’’Kami sudah beberapa kali panen dan menjadi suplier beberapa restoran dan hotel di Surabaya,’’ kata Venta Agustri, pemilik Kebun Sayur Surabaya, Rabu (3/9).
Berproduksi sejak Juni lalu, Venta menyulap lahan 600 m² sebagai kebun aneka tanaman selada. Ada enam jenis yang ditanam. Yaitu, cos, butterhead, iceberg, leaf lettuce, oakleaf lettuce, dan endive.
Karena lahan terbatas dan demi produksi yang meningkat, sayur-sayuran itu tumbuh di dalam lubang-lubang talang yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa. Akar tanaman merambat di rockwall, yaitu media yang bentuknya seperti busa. Sesuai dengan namanya, media tanam tersebut bergantung penuh pada air untuk menghidupi tanaman. ’’Di Surabaya, baru kami yang mengembangkan sistem hidroponik,’’ ucap Venta.
Selain dijual ke restoran dan hotel, banyak orang yang datang langsung ke lokasi. Siswa sekolah pun banyak yang belajar mengenai jenis sayuran dan mengembangkan sayur hidroponik. Venta menambahkan, saat ini dirinya berusaha menanam sayuran lain yang bukan jenis selada. Misalnya, bayam, kangkung, dan sawi. (lum/c15/tia)
nice
Selasa, 09 Juni 2015